Sejarah dan Arsitektur Candi Penataran di Blitar

 


Candi Penataran adalah kompleks candi Hindu-Buddha yang terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Indonesia. Candi ini adalah salah satu situs bersejarah penting di Indonesia dan merupakan Candi terbesar di Jawa Timur.Candi Panataran merupakan sebuah kompleks candi yang terbagi dalam tiga halaman seluas 12.946 M2 yang mana batas antara halaman ditandai gapura dan pagar tembok bata.


Sejarah Candi Penataran

Menurut para arkeolog terdapat prasasti Palah yang disitu ditemukan narasi yang menyebutkan angka 1194 sebagai tahun bedirinya candi Penataran. Candi ini sendiri dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri yang memerintah pada periode1190-1200 Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan Wikramawnardha, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.

Fungsi didirikannya candi ini tidak lain adalah sebagai tempat ibadah dan pemujaan untuk menangkal bahaya dari Gunung Kelud. Hal tersebut diceritakan didalam Kitab NegaraKertagama yang saat itu pada pemerintahan Raja Hayam Wuruk beliau pernah berkunjung ke Candi Penataran untuk melakukan suatu pemujaan yang ditujukan untuk Hyang Acalapat sebagai perwujudan Dewa Siwa menjadi Dewa Penguasa Gunung.

Pada tahun 1286, dibangun sebuah candi  Naga di sekitar kompleks Candi Penataran oleh Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosari. Raja Kertanegara memerintah pada periode tahun 1272-1292 Masehi yang menjadi masa puncak kejayaan sekaligus kehancuran Kerajaan Singosari.

Setelah itu, Dilihat dalam kitab  Nagarakertagama yang ditulis pada tahun 1365 oleh Mpu prapanca, Candi ini disebut sebagai bangunan suci "Palah" yang pernah dikunjungi oleh Raja Hayam Wuruk dalam perjalanan mengelilingi Jawa Timur.

Pada abad ke-14 Masehi, Beberapa sumber juga disebutkan  bahwa Candi Penataran merupakan tempat yang digunakan sebagai sarana belajar agama dan tempat berziarah. Sumber ini juga mengisahkan tentang seseorang Bujangga Manik dari Kerajaan Sunda yang melakukan perjalanan ke Candi Penataran. Pujangga terebut menyerukan, Tuntutlah ilmu ke Candi Penataran yang dulu disebut Rabut Palah.

Dan pada akhirnya Candi Penataran ditemukan tahun 1815 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang merupakan Letnan Gubernur Jendral pada masa kolonial Inggris di Indonesia. Penemuan tersebut ditulisakan dalam bukunya History Of Java.



Arsitektur Candi Penataran


Pintu Gerbang

Kompleks Candi Penataran memiliki pintu gerbang yang menghubungkan dengan halaman utama. Pintu gerbang ini diapit oleh dua Arca Dwarapala atau yang biasa disebut masyarakat setempat dengan Reca Pethung yang memiliki simbol angka tahun 1242 saka atau 1320 Masehi. Pintu gerbang ini digunakan sebagai simbolisasi memasuki wilayah suci dan memulai perjalanan ke tempat ibadah.


Bale Agung

Bangunan ini terletak dibagian barat laut halaman depan dan posisinya sedikit menjorok kedepan. Bangunan ini juga terbuat dari bebatuan asli seluruhnya, memiliki dinding yang polos dan terdapat empat buah tangga, dua buah tangga berada disebelah tenggara dan dua buahnya lagi di sebelah timur laut dan barat daya.Pada bangunan Bale Agung terdapat ukiran lilitan ular naga. Bangunan ini memiliki tinggi 1,44 meter, panjang 37 meter, dan lebar 18,84 meter. Bale Agung ini dahulunya digunakan sebagai tempat musyawarah para pendeta kala itu.


Pendopo Teras

Terletak disebelah tenggara Bale Agung. Pendopo ini seluruh bangunannya terbuat dari batu yang berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 29,05 meter x 9,22 meter x 1,5 meter. Terdapat pula sudut-sudut tangga masuk yang berupa undak-undakan. Tidak jauh dari Bale Agung bangunan ini juga memiliki ukiran berupa lilitan ular naga yang ekornya saling berbelitan dan memiliki simbol angka tahun 1297 Saka atau 1375 Masehi. Pendopo Teras ini  digunakan sebagai tempat meletakkan sesaji dalam upacara keagamaan atau tempat peristirahatan raja dan bangsawan.


Candi Candra Sengkala

Candi Candra Sengkala atau biasa disebut Candi Brawijaya ini digunakan sebagai lambang dari Kodam V Brawijaya. Letak bangunan ini berada di tenggara Pendopo Teras kurang lebih berjarak 20 meter. Di bagian relung Candi terdapat Arca Ganesha dalam posisi duduk diatas padmasana dan dibagian atas bilik candi di batu penutup cungkup terdapat pula relief Surya Majapahit yang berupa lingkaran  dikelilingi oleh jurai pancaran sinar yang berupa garis-garis lurus. Candi Candra Sengkala berbentuk seperti umumnya bangunan candi lainnya, yaitu terdiri dari bagian-bagian semacam kaki candi yang berada di bagian candi yang bawah, lalu tubuh candi, kamar candi atau biasanya disebut garbagriya dan mastaka atau kemuncak bangunan yang mempunyai bentuk seperti kubus. Semua bangunan ini terbuat dari batu andesit kecuali dua fondasi yang terbuat dari bata. Disebelah kiri Candi terdapat pula Arca sosok wanita yang diyakini sebagai perwujudan isitri dari Raden Wijaya yaitu Gayatri atau Sri Rajapatni.


Candi Induk atau Candi Utama

Candi Induk merupakan bangunan yang terdiri dari susunan tiga teras yang mempunyai tinggi 7,19 meter. Disetiap tangganya  dua Arca Mahakala yang pada lapiknya terdapat simbol angka tahun 1269 saka atau 1347 masehi. Pada bangunan ini yang membuatnya terlihat indah yaitu dibagian teras pertama terdapat relief cerita Ramayana. Di bagian teras kedua di dindingnya dikelilingi relief Kresnayana. Lalu di teras ketiga berbentuk bujur sangkar dan terdapat pahatan relief naga dan singa bersayap.


Kolam Air Patirtan

Kolam ini sendiri memiliki panjang sekitar dua meter dan lebar satu meter dan terletak di bagian bawah sisi kanan Candi Induk. Dahulunya kolam ini digunakan sebagai tempat bersuci sebelum melakukan ibadah keagamaan dan tempat mengambil air suci untuk digunakan saat upacara pemujaan pada Dewa Gunung.


Prasasti Palah

Prasasti Palah adalah sebuah prasasti yang terletak di selatan Candi Induk. Prasasti ini memiliki simbol angka 1119 saka atau 1197 masehi dan ditulis dengan huruf jawa kuno, dan dibuat pada masa pemerintahan Raja Srengga. Prasasti ini menandakan tentang Raja Kertajaya yang berbahagia dengan kenyataan tidak terjadi sirnanya empat penjuru dari bencana. Isi Prasasti Palah juga menyebutkan tentang sebuah  peresmian tanah perdikan untuk kepentingan Sira Paduka Batara Palah, Hal yang memperkuat dugaan bahwa yang dimaksud dengan Palah adalah Candi Penataran.


Dan yang terakhir dapat disimpulkan bahwa Candi Penataran merupakan sebuah situs bersejarah yang kaya akan nilai sejarah, keindahan arsitektur, dan keagungan budaya. Melalui penelusuran dan penjelajahan di dalam kompleks candi ini, kita dapat memahami betapa besarnya peran dan pengaruh agama Hindu-Buddha pada masa lampau di wilayah Jawa Timur.

Candi Penataran menjadi saksi bisu kemegahan Kerajaan terdahulu dan peradaban yang berkembang di sekitarnya. Dengan detail relief yang rumit dan simbol-simbol agama yang terpahat indah, candi ini juga mencerminkan tingkat keahlian seni dan keagungan kerajaan pada masa itu.

Selain menjadi tempat ziarah dan penelitian bagi para sejarawan dan arkeolog, Candi Penataran juga menjadi daya tarik wisata yang menarik bagi pengunjung. Keindahan alam sekitar yang hijau dan udara yang sejuk menambah pesona situs ini. Pengunjung dapat mengagumi keindahan arsitektur candi, menjelajahi kompleks candi dengan panduan yang kompeten, dan merasakan aura spiritual yang kental di tempat ini.

Namun, perlu diingat bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian dan keaslian Candi Penataran. Dengan memperhatikan etika berwisata, menjaga kebersihan, dan tidak merusak situs bersejarah ini, kita dapat melestarikan keindahan dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya untuk generasi mendatang.

Melalui perjalanan ini, kita dapat menghargai kekayaan warisan budaya Indonesia dan meningkatkan pemahaman kita tentang masa lalu yang menyentuh. Candi Penataran bukan hanya sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga merupakan cermin dari keindahan dan kebesaran peradaban yang pernah ada.

Terima kasih telah mengunjungi blog saya dan membaca artikel ini. Saya harap informasi yang saya bagikan dapat bermanfaat bagi Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan atau ingin berbagi pandangan, jangan ragu untuk meninggalkan komentar di bawah ini.

Saya akan terus menghadirkan konten yang bermanfaat dan menarik di blog ini, jadi pastikan untuk kembali lagi untuk membaca artikel-artikel terbaru. Jika Anda ingin tetap terhubung dengan saya, jangan lupa untuk mengikuti saya di media sosial dan berlangganan newsletter blog saya.

Terakhir, saya ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan dan kunjungan Anda. Saya berharap Anda menemukan inspirasi dan wawasan baru melalui blog ini. Sampai jumpa di artikel berikutnya!


1 komentar: